يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Sabtu, 20 Februari 2021

Berlepas Darinya Sengsara Dunia Akhirat

Alhamdulillah, hari ini kita bisa melanjutkan ngaji by literasi untuk materi ke 11. Syukur alhamdulillah berkali kali harus kita ucapkan sebagai wujud syukur atas nikmat Allah ta'ala yang sangat banyak. Semoga dengan segala nikmat yang Allah ta'ala berikan, menjadikan kita semakin menyadari akan hakikat diri sebagai makhluk ciptaan Allah ta'ala yang setiap detiknya terus berlaku ayat Allah ta'ala atas diri kita. Aamiin.

Ngaji by literasi untuk materi ke 11 ini adalah implementasi dari keimanan kita. Bagaimana kemudian kita mengisi hari-hari di bumi. Dalam pandangan Allah ta'ala manusia hidup hanyalah sebentar. Satu  hari dalam pandangan Allah ta'ala sama dengan 1000 tahun dalam pandangan  manusia. MasyaAllah.

Bila kita sudah mengerti bahwa ruh yang ada dalam diri adalah titipan, hidup di dunia sementara, segala kenikmatan adalah pemberian Allah ta'ala, dan segala cobaan adalah ujian keimanan, yang semuanya akan berpulang kepada Allah ta'ala, maka seorang mukmin akan cerdas beramal didunia.

Sebagaimana biasanya, dalam ngaji by literasi peserta tidak hanya membaca, tetapi juga melengkapi bagian yang masih titik-titik. Jadi silahkan dilengkapi, bila berkenan jawaban bisa di tulis di kolom komentar.

Perbuatan manusia ada yang baik ada yang ........... Kenapa manusia berbuat baik? Dan kenapa manusia berbuat buruk/jahat? Karena ................................................

Saat seseorang melakukan kejahatan apa yang dirasakan dalam dirinya? Dan saat melakukan amal shalih apa yang dirasakannya? Berdasar pengalaman pribadi kamu, silahkan dituliskan .................................................


Manusia adalah Abdi

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah ta'ala. Sebagai ciptaan sudah logis bila harus mengikuti kemauan sang pencipta. Sebagaimana Allah berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُون

Artinya: ................ (Qs. Adz Dzariyat: 56)

Cukup jelas tujuan Allah 'azza wa jalla menciptakan manusia. Yakni untuk .......... kepadaNya. Beribadah kepada Allah 'azza wa jalla adalah dengan melaksanakan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. 

Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa segala perbuatan manusia itu akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah 'azza wa jalla. Nah itu artinya setiap perbuatan harus terikat dengan syariat Allah ta'ala biar kemudian manusia berbuat direl yang Allah 'azza wa jalla ridhoi.

Sebagaimana kaidah syara' mengatakan, "Hukum asal perbuatan terikat dengan hukum syara'".

Nah, oleh karena itulah Allah 'azza wa jalla mewajibkan umat Islam untuk menuntut ilmu. Dengan tholabul ilmi manusia akan mengetahui yang haq dan yang batil. Dengan ilmu, aqidah -keimanan- akan terjaga, perbuatan akan disesuaikan dengan hukum syariat, dan akal akan berfikir mempersiapkan bekal kehidupan di akhirat.

Inilah hakikat abdi/hamba. Sebuah gelar yang mulia. Gelar yang tidak ada pesaing yang menandinginya. Menjadi hamba dari Al khaliq, pemilik alam semesta. Bersyukur sekali kita menjadi hamba Allah 'azza wa jalla. Semoga kita oleh Allah 'azza wa jalla dijadikan tetap dalam iman dan Islam hingga wafat nanti. Aamiin.


Kekeliruan Ideologi Kapitalisme Dalam Memandang Perbuatan Manusia

Kapitalisme mengusung ide HAM. Seolah benar. Dengan memberikan kebebasan sebebas-bebasnya kepada manusia untuk berbuat. Batasanya tidak menganggu hak orang lain. Ide inilah sumber malapetaka, dunia dan akhirat. 

Ketika manusia dibebaskan, akan berbuat semaunya. Sebagaimana banyak fakta keanehan sekaligus kerusakan moral manusia saat ini. Mulai dari fenomena anak durhaka pada orang tua, LGBT, merrid by accident, aborsi, seks bebas, buka aurat tanpa malu, KKN, rentenir, manusia berhubungan sama hewan, tidak meyakini adanya Tuhan, berpindah pindah agama, penjajahan SDA atas nama investasi, hukum tumpul ke atas tajam ke bawah, dll.

Semua itu buah dari penerapan liberalisme -paham kebebasan-, derivat dari sekulerisme-kapitalisme. Dengan menjadikan HAM sebagai pijakan perbuatan maka manusia akan semakin sulit diatur. Karena dalam diri manusia ada akal dan nafsu. Dan keduanya ini bisa dikendalikan dengan iman dan ilmu.

Hanyalah ketetapan dalam Islam yang shahih. Perbuatan harus terikat dengan hukum syariah. Dan dengan berpegang pada hukum syariah inilah bumi akan dipenuhi dengan kedamaian, kesejahteraan. Baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur hanya dengan syariah Islam, yang diterapkan secara kaffah -totalitas-. Sebaiknya jika berlepas dari syariah akan membawa kesengsaraan dunia akhirat. Wallahua'lam.

Untuk materi ke 11 saya cukupkan sampai disini, silahkan bila ada pertanyaan di tuliskan di kolom komentar.

Semoga materi hari ini bermanfaat sebagai bekal ilmu dalam mengarungi kehidupan. Aamiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah