Hingga usia yang mendekati 40 tahun, baru kali ini saya menjumpai pandemi. Awalnya sebagaimana masyarakat umumnya yang antara percaya dan tidak dengan covid 19. Beredar beberapa info terkait covid ini. Bahkan konspirasi dunia adidaya untuk meraup untung dengan memunculkan virus pun menjadi salah satu opini yang dipercayai.
Dan fakta 'omongan' dari orang yang pernah berinteraksi dan komunikasi dengan petugas RS, menambah 'negatif' pandemi ini. Dan lambannya penanganan hingga 2 tahun belum tuntas menjadikan jenuh dan hilang kepercayaan masyarakat pada pemerintah. Maka wajar jika ada aksi penolakan saat ada PPKM. Luapan emosi masyarakat ditengah ekonomi yang sulit dan faktor lainnya.
Tapi saat banyaknya kasus positif covid hingga wafat yang menaik, menimpa teman-teman dan lainnya, "covid ini benar adanya'. Dan berubah pula informasi yang masuk mengubah pula pemahaman.
Sekarang, bukan lagi membahas rekayasa atau bukan. Tapi bagaimana melindungi diri dan menghentikan laju penyebaran virus ini. Virus ini telah tinggal di dunia dan sebagaimana makhluk Allah SWT lainnya yang punya ajal, demikian pula virus ini. Virus ini masa hidupnya tidak lama. Sekitar 2 minggu. Namun kekuatan virus ini bila masuk ke dalam tubuh manusia bisa mematikan fungsi organ pernafasan manusia. Jadi, jangan mau tubuh kita menjadi habitat bagi virus ini.
Dengan akal kita, mari menjadikan fenomena virus super kecil ini sebagai jalan mengingat Allah Yang Maha Kuasa. Mata tidak dapat melihat lansung virus ini, tapi ada. Mata manusia terbatas dan lemah. Beda dengan mata Allah SWT. Dia -Allah SWT- Maha Melihat. Allah SWT ingin melihat reaksi makhluknya -manusia- saat dihadapkan pada virus kasat mata yang cepat menyebar. Menjadikan manusia menyadari kelemahannya atau kah tidak? Menjadikan manusia ingat kematian apakah tidak?
Mengambil hikmah dari pandemi adalah hal tepat dilakukan. Menjadikan sarana bertaubat adalah tindakan cerdas. Bersegera menyambut seruan Allah SWT untuk berislam kaffah bukan pilihan tapi keharusan bagi setiap muslim. Sebelum pandemi menjadi azab yang tidak disadari oleh manusia. Wallahua'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar