يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Senin, 27 Desember 2021

Kamu Itu Cerdas!

Menjadi cerdas pasti menjadi keinginan kita semua. Cerdas dalam definisi Islam bukan mereka yang rapotnya berjajar angka 100, atau yang bertanda huruf kapital A+. Orang cerdas adalah orang yang mampu menyiapkan sebaik-baik bekal dan sebanyak-banyak bekal untuk kehidupannya yang kekal abadi. Yakni kehidupan di akhirat.

Cerdas dalam menyiapkan bekal untuk kehidupan akhirat bukan berarti sholat terus tanpa mengurusi urusan lainnya ya. Malah kalau menyengsarakan diri dengan tidak mengurusi apa yang menjadi kebutuhannya di dunia, tidak cerdas namanya. Jadi yang cerdas adalah menjadikan seluruh aktivitasnya bisa bernilai ibadah. Sehingga semua yang dikerjakannya bisa menjadi bekal menuju kehidupan di akhirat. 

Nah, kecerdasan demikian ini disebut dengan kecerdasan spiritual. Kecerdasan ini menjadi pondasi untuk kecerdasan-kecerdasan lainnya. Sebagaimana di sebutkan oleh Masrukhul Amri bahwa kecerdasan dikategorikan menjadi 7 kecerdasan. 

1. Kecerdasan Linguistik

Wujud dari kecerdasan ini adalah kemampuan dalam bercerita, berceramah, memberi informasi, menyusun kata-kata, menafsirkan, menerjemahkan, berdebat, berdiskusi dan lain-lainnya. Jika kita memiliki kemampuan sebagaimana disebutkan berarti kita memiliki kecerdasan linguistik. Nah, kecerdasan ini bisa di implementasikan sebagai editor, penerjemah, jurnalis, pengajar bahasa, sekretaris dan lainnya.

2. Kecerdasan Logis-Matematis

Penampakan dari kecerdasan ini adalah kemampuan mengurus keuangan, melakukan estimasi, melakukan kegiatan akutansi, berhitung, melakukan kalkulasi, audit, mengklasifikasi dan lainnya. Apabila kita memiliki kemampuan tersebut bisa diimplementasikan untuk mengambil profesi auditor, akuntan, analis komputer, pendidik MIPA, ahli statistic dan lainnya.

3. Kecerdasan Spasial

Adapun kecerdasan spasial terkait kemampuan membayangkan, menciptakan penyajian visual, melukis, memberi ilustrasi, membuat dekorasi, fotografi, membuat film dan lainnya. Apabila dalam diri kita ada ciri-ciri tersebut maka dapat di aplikasikan dengan bekerja sebagai arsitek, desainer interior, fotografer, seniman, insinyur, perencana kota dan lainnya.

4. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal terkait kemampuan bernyanyi, memainkan alat musik, melakukan improvisasi, mengkritik gaya musik, membuat aransemen, menjadi dirigen, dan lainnya. Nah, untuk yang memiliki kecerdasan musikal ini bisa diimplementasikan dengan menjadi musikus, ahli terapi musik, pencipta lagu, guru musik, dirigen paduan suara dan lainnya. 

5. Kecerdasan Kinestetik Jasmani

Kecerdasan kinestetik jasmani berupa ketrampilan menyeimbangkan, berjalan, berlari, membuat kerajinan tangan, ikut dalam proses manufaktur, mendramatisi, bermain, menari, olahraga dan lainnya. Profesi yang bisa dipilih bagi yang memiliki kecerdasan ini diantaranya ahli terapi fisik, aktor, ahli mekanik, pengrajin, pendidik mapel penjas, atlet, tukang jam dan lainnya.

6. Kecerdasan Antarpribadi

Kecerdasan ini berupa ketrampilan melayani, berkomunikasi, berdagang, memberi nasehat, meyakinkan, memberi motivasi, menginspirasi, berlindung, melakukan konfirmasi, wawancara dan lainnya. Adapun profesi yang bisa dipilih bagi yang memiliki kecerdasan ini diantaranya sebagai manager, kepala sekolah, ahli sosiologi, psikolog, humas, pemandu perjalanan dan lainnya.

7. Kecerdasan Intrapribadi

Kecerdasan Intrapribadi adalah kemampuan dalam melaksanakan keputusan, bekerja sendiri, mengambil inisiatif, merencanakan, mengorganisasi, bermeditasi, memahami diri sendiri, dan lainnya. Adapun profesi yang bisa dipilih sebagai psikolog, ahli terapi, pembimbing dan penyuluh, pengusaha, perencana program dan lainnya.

Dari sekian jenis kecerdasan yang telah dibahas, mana yang ada pada diri kita? Sadarkah kita selama ini akan kecerdasan yang kita miliki tersebut? Bila dengan membaca tulisan ini, kita tersadarkan, maka tindak lanjutnya adalah gunakan dan asah kecerdasan tersebut. Sehingga kita bernilai guna bagi diri dan orang lain. Bukankah sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain? Tapi, jangan menabrak syariat Islam dalam mengimplementasikan kecerdasan ya!

Jadikan spiritual quotient (kecerdasan spiritual) sebagai pijakan dari sekian kecerdasan yang kita miliki. Sehingga implementasi dari semua kecerdasan tersebut bernilai ibadah dan menjadi amal shalih sebagai bekal untuk kehidupan di akhirat. Aamiin. Semoga tulisan ini bermanfaat. Aamiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah