يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Minggu, 19 Desember 2021

Moderasi Berkah Atau Musibah

Bahaya Moderasi Beragama

Pertama, toleran dalam kacamata moderasi adalah pluralisme. Yakni mengakui semua agama benar, sehingga gonta ganti agama diperbolehkan. Dan itu menjadi hak asasi manusia. Padahal ini bertentangan dengan Islam. Islam akan menjaga penganutnya dari murtad. Siapa yang ingin murtad akan dicegah dan bila tetap nekad murtad maka dikenakan hudud atasnya yaitu hukuman mati.

 Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa mengganti agamanya (murtad) maka bunuhlah ia" (HR Bukhari).

Hukuman ini dijatuhkan demi kemuliaan manusia itu sendiri dan keagungan agama ini. Allah SWT mengingatkan bahwa

اِنَّ شَرَّ الدَّوَآ بِّ عِنْدَ اللّٰهِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ 

"Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah orang--orang kafir, karena mereka tidak beriman." (QS. Al Anfal 8: Ayat 55)

Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَمَا تُوْا وَهُمْ كُفَّا رٌ اُولٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللّٰهِ وَا لْمَلٰٓئِكَةِ وَا لنَّا سِ اَجْمَعِيْنَ 

"Sungguh, orang yang kafir dan mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat, dan manusia seluruhnya," (QS. Al Baqarah 2: Ayat 161)

Contoh lain dari toleransi dalam moderasi adalah saling memberi selamat atas hari raya umat agama lain, berdoa bersama antar umat beragama. Padahal tidak memberi selamat atas hari raya umat agama lain dan juga tidak berdoa bersama mereka, selama tidak menganggu ibadah dan acara mereka, itulah bentuk toleransi dan tenggangrasa sebenarnya. Toleransi bentuk ini  tidak melukai Allah SWT sebagai Al Khaliq yang haq. Juga tidak melanggar ajaran Islam. Allah SWT berfirman;

لَـكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku." (QS. Al Kafirun 109: Ayat 6)

Kedua, disebut bersikap keras dalam kacamata moderasi adalah sikap taat pada syariah. Seorang muslim yang mendasarkan setiap amaliyahnya pada dalil syariah dicap radikal, ekstrim. Padahal untuk menjadikan setiap perbuatan menjadi ibadah itu haruslah dilakukan karena Allah SWT dan sesuai syariahNya. Bukan penilaian manusia. Dan setiap pelaksanaan syariah Allah SWT membentuk pribadi bertakwa. Dan takwa inilah yang mendatangkan berkah dari langit.

Ketiga, klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah