Apabila anda ditanya banyakan mana antara bintang di langit dengan ikan di laut, apa jawaban anda?
Setiap soal yang diajukan kepada manusia, dan soal itu juga dibuat oleh manusia, tapi kadang yang bisa menjawab dengan benar soal itu bukan manusia.
Ya, contohnya seperti soal di atas. Manusia memang bisa memberikan jawaban atas soal itu, tapi jawabannya tidak akan sampai derajat 100% benar.
Sampai akhir kehidupan tidak akan ada 1 manusiapun yang bisa menghitung jumlah bintang di langit dan ikan di laut. Inilah yang menjadikan jawaban manusia tidak akan benar. Karena hanya dengan mengetahui jumlah dari bintang dan ikan, baru bisa diambil kesimpulan, banyakan bintang ataukah ikan.
Maka, jawaban atas soal di atas adalah wallahua'lam, hanya Allah subhaanahu wa ta'ala yang tahu, mana yang jumlahnya lebih banyak antara bintang dan ikan di laut.Apabila dijawab banyakan ikan karena ikan setiap hari di tangkap nelayan dan tidak pernah habis, maka jawaban ini bisa disangkal dengan penjelasan sebagai berikut.
Dalam ilmu matematika banyak itu di simbolkan dengan angka. Artinya banyak itu menunjukkan jumlah yang pasti.
Ikan yang sudah di tangkap nelayan itu tidak bisa di-ikutkan hitungan jumlah ikan yang masih ada di laut. Karena sudah pindah tempat😊, ngak di laut lagi. Sehingga tidak bisa masuk untuk ditambahkan dengan ikan yang masih di laut.
Bisa jadi ketika ditangkap nelayan 1000 ekor ikan, kemudian Allah subhaanahu wa ta'ala ganti dengan 1000 ekor juga. Dengan demikian, bisa jadi jumlah ikan di laut itu tetap. Wallahua'lam.
Adapun bintang yang tidak ditangkap manusia, segi berapa banyaknya, manusia juga tidak bisa menghitungnya.
Bintang yang bisa dilihat manusia itu masih di galaksi kita. Masih banyak galaksi lain. Dan bisa jadi disana ada milyaran bintang yang tidak terlihat oleh manusia. Berikutnya langit itu ada tujuh lapis langit.
Dengan demikian, ikan yang bisa ditangkap manusia, tidak bisa menjadi ukuran bahwa ikan di laut lebih banyak dari bintang di langit.
Hikmah
Dari soal di atas dapatlah diambil hikmahnya, bahwa kita harus mengakui bahwa manusia itu terbatas. Dan untuk hal-hal yang memang kita tidak mengetahuinya, maka mengamalkan ayat ke 36 dari QS. Al Isra' inilah yang harus kita lakukan.
Bahwasan kita tidak boleh mengatakan sesuatu yang kita tidak mengetahuinya.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَٰٓئِكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡئُولًا
"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 36)
Wallāhua'lam bis shawāb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar