Disaaat mau menulis, ide yang mau ditulis malah kabur entah
kemana. Merangkai dua tiga kalimat dan seterusnya kok juga tidak sambung. Di
delete lagi.. tapi bila mendengar cerita tentang rector UIN Malang yang saben
hari bisa menuangkan idenya ke dalam tulisan, jadi malu dan kagum. Bagaimana ya
beliau kok bisa menulis beberapa artikel dalam setiap hari. Hampir semua yang
di cerap bisa dirangkai dan dianalisis hingga kemudian menjadi tulisan.
Harusnya kita semua bisa begthu. Karena setiap hari dan setiap saat banyak
peristiwa dan kejadian yang kita alami dan dilihat. Dengan demikian harusnya bisa
pula kita merangkai peristiwa itu dalam kata-kata. Tapi ternyata kok tidak
begthu?
Pernah saya dapat teori bahwa orang yang bisa berpidato,
berceramah, berbicara, itu pasti bisa menulis. Tapi seorang penulis belum tentu
ia bisa berpidato, berceramah layaknnya dia menulis. Tapi faktanya, sy bisa
berceramah di depan umum tapi ketika mau menulis ternyata susah. Nyatanya enak
ngomong daripada nulis.. dan ternyata memindah bahasa omongan ke bahasa tulis
tidaklah gampang.. mungkin hal ini karena ketika kita ngomong, langsung ada
person yang komunikasi ama kita, beda dengan menulis, lawan bicaranya tidak
ada. Dan yang main adalah apa yang ada dalam otak. Ya mungkin ini salah satu
aja factor yang menjadikan menulis tidak semudah bicara.
Mungkin menulis akan mudah bila kita membiasakan diri untuk
menulis. Memang merangkai kalimat dalam bahasa lisan terasa lebih mudah. Hal
itu karena kita terbiasa bicara. Menulis, bila kita sudah biasa, saya yakin
menulis adalah mudah.. buktinya, tulisan ini. ketika saya kesulitan menulis
saya jadikan aja itu sebagai bahan menulis. Akhirnya jadi juga. Meski belum
menjadi cerita berparagraf-paragraf..
Btw ini tadi menulis karena kesulitan mau menulis.. jadi
share aja.. smg ada manfaatnya, bagi sy juga anda..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar