يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Selasa, 22 Oktober 2013

TAHU DENGAN MENGENAL YANG MAHA TAHU


Al ‘Aliim adalah salah satu asma ul husna yang artinya Allah Maha Mengetahui. Dalam al Quran saya menemukan 32 Kali kata al’aliim ini diulang, Btw ini berdasarkan pencarian saya loh, so anda bisa mengkoreksi akan kebenaran bilangan ini.  Sapa tahu salah..

Al ‘Aliim mengadung makna yang luas dan dalam. Pemaknaan yang mudah di ingat bahwa segala sesuatu baik dilangit dan di bumi yang sudah terjadi atau belum Allah swt mengetahuinya. Apa saja yang akan turun dari langit Allah mengetahui. Entah berupa air, meteor, salju, es atau bahkan uang. Hehe.. Apa yang akan keluar dari bumi Allah swt juga tahu. Apa yang akan terucap dari bibir manusia Allah juga mengetahuinya. Apa yang akan terjadi di Mesir, Suriah, Palestine, Indonesia dan negeri-negeri lainnya setelah hari ini Allah swt mengetahuinya. Tidak ada yang tidak diketahui Allah swt. Semuanya sudah dalam pengetahuan Allah swt baik yang ghaoib maupun yang nyata.

Hal urgent yang harus kita lakukan adalah senantiasa merefresh pemaknaan kita terhadap sifat Allah al ‘aliim ini.  Mengimani asma Allah yang satu ini seharusnya menjadikan kita:

1.    Berhati-hati dalam amal
Orang yang mengimani bahwa Allah swt Maha Mengetahui tidak akan sembrono dalam amal.  Terpatri dalam dirinya bahwa Allah mengetahui setiap lintasan dalam hati, anggan dalam pikiran dan perbuatan yang dilakukan. Dengan demikian ia akan lebih berhati-hati dalam menata setiap bisikan hati, ucapan lisan dan amal perbuatan. Dia akan selalu ingat bahwa Allah swt mengetahui  setiap gerak gerik baik lahir maupun batin. Maka ketika menjadi manusia jadilah dirinya manusia yang jujur, bukan sosok pencuri alias koruptor, bukan pula munafiq yang pura-pura baik tapi menikam dari luar, dia beribadah hanya untuk Allah tidak mengharap puja puji manusia. dia akan sering intropeksi diri, memuhasabah dan menghisab amalnya sebelum amal itu dihisab Allah swt nanti di akhirat.

“Dan (aku telah diperintah), “Hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan tulus dan ikhlas, dan jangan sekali-kali engkau termasuk orang yang musyrik”. (QS.Yunus: 105)

2.    Tidak galau dalam menghadapi masalah
Tidak ada masalah yang tidak diketahui Allah swt. Dan tidak ada masalah yang tidak Allah ketahui solusinya. Allah selalu ada bagi kita dan Allah swt juga menyedikan solusi atas masalah kita.  Lantas kenapa harus galau? Orang yang beriman kepada sifat Allah al ‘Aliim ini bisa tenang dalam menghadapi masalah dan sangat yakin akan pertolongan Allah swt. Dia datang dan curhatkan segala masalah yang dihadapainya kepada al ‘Aliim. Segalau-galaunya dia, akan tetap bisa memenej hati dan pikirannya untuk senantiasa husnudzon pada Allah. Dimaknai setiap masalah sesuai porsi Islam memandang suatu masalah. So, dia senantiasa memohon petunjuk dan solusi kepada Allah swt. memang bersikap demikian tidaklah mudah. Tapi inilah ajaran Islam berkaitan menyikapi masalah.

3.    Produktif
Orang yang mengimanai sifat Allah yang satu ini akan menjadi pribadi yang produktif. Produktif dalam arti dia akan menghindari figure pemalas, mudah menyerah. Dia akan aktif mengisi detik-detik hidupnya dengan karya. Kenapa sebab? Karena sadar bahwa Pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu. Kalau hidupnya habis buat tidur, dolen, nganggur dia malu pada Tuhannya! Dia akan mengejar dan mencari kesibukan akan waktunya supaya  bermakna dan bermanfaat. Hingga bila nanti di akhirat tidak ada penyesalan.

4.    Menegakkan syariat Allah swt
Pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu, tidak terkecuali berkaitan pengaturan manusia. KemahatahuanNya menjadikan Allah menurunkan al Quran sebagai pedoman hidup dan Muhammad saw panutan hidup. Bila kita beriman kepada Allah dan menyakini sifat al ‘Aliimnya Allah maka wajib bagi kita untuk menyerahkan aturan hidup itu kepada Allah swt. Syariat Islam menjadi pilihan.
Ehm..Kiranya ini dulu, Tiada ruang dan waktu untuk sembunyi dari Nya. Mari kita senantiasa berusaha menorehkan karya. Meski itu hanya berupa dzikir atau nasehat pada orang lain. wallahua’lam bi ash showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah