Ketika
seseorang berinteraksi entah dengan manusia, buku, internet atau lainya maka
ada hal yang diperbincangkan, dibaca ataupun di lihat. Nah saat interkasi
inilah pastinya ada kilatan ide yang sekelebat di dalam otak. Ketika interakasi
dilakukan dengan dialog kepada manusia maka ide itu bisa tersampaikan kepada
lawan bicaranya atau hanya tersimpan dalam otak untuk kemudian menjadi bahan
renungan pribadi. Ide inilah yang kemudian bisa menjadi bahan
tulisan. Kalau tetap disimpan didalam memori otak akan menjadi file yang bisa
jadi hilang ditindih dengan hal lainnya.
Adapun
ketika interaksi itu dilakukan terhadap buku, tv atau internet maka hasil dari
membaca dan melihat itu pastilah menghasilkan respon pribadi. Nah respon yang
ada inilah bisa menjadi bahan tulisan. Itu kalau mau menuliskannya. Kalau tidak
ya hanya jadi bahan pembicaraan dengan diri sendiri.
Dengan
demikian kalau mau lancar menulis maka lakukankan interaksi ini tadi. Karena
sebenarnya setiap orang itu selama ruh masih bersama dengan badannya maka
pastinya ia berinteraksi, walau dengan benda mati. Ngak mungkin kan orang hidup
tidur terus? Bahkan tidurpun bagi seorang yang menyukai menulis bisa menjadi
bahan tulisan. Hihi
So, tidak
ada istilah tuk bilang tidak ada penggawean. Buatlah kerjaan sendiri.
Sibukkanlah diri. Maka tanpa disadari akan ada hal yang telah engkau ukir.
“Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati
supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran”
(QS. Al Ashr: 1-3)
Pendapat
seorang ilmuwan Muslim mengatakan bahwa
kebahagiaan tidak akan dicapai oleh orang yang uslah (menyepi, menjauhi
interaksi dengan manusia). Demikian pula kemuliaan ajaran Islam tidak akan bisa
di indera oleh manusia ketika pemeluknya berdiam diri dari manusia lainnya.
Nah, oleh
sebab itu, jadikan tulisan sebagai cara lain berinteraksi dengan manusia ketika
tidak ada interaksi face to face dengan
manusia.
Btw
selain itu, manfaat lain dari interaksi adalah bahwa eksistensi diri kita diakui.
Bedakan dengan orang yang sudah meninggal. Ndak ada interaksi kan?
Allah swt
menyebut umat terbaik itu adalah umat yang melakukan interaksi. Interaksi apa?
Interaksi amar ma’ruf nahi munkar.
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik” (QS. Ali Imron: 110). Wallahua’am. Allahummagfirli. Semoga bermanfaat.
Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar