يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Senin, 26 Februari 2018

CAHAYA ITU BERNAMA ILMU

Ilmu dimata ulama adalah barang berharga. Bahkan mereka lebih senang mengajarkan ilmu daripada memiliki harta yang melimpah. Sebagaimana yang disampaikan oleh Hasan al Bisri, "Mempelajari satu masalah ilmu kemudian mengajarkannya kepada seorang muslim adalah lebih saya senangi daripada memiliki harta yang banyak lalu saya menafkahkannya di jalan Allah Swt".

Perdebatan mana yang lebih utama antara ilmu dengan harta pernah terjadi diantara penduduk Basrah (Irak). Hingga kemudian mereka mempertanyakan perkara ini kepada seorang ulama yang terpercaya. Maka ulama itupun menjelaskan bahwa ilmu lebih utama daripada harta. Ilmu adalah warisan para Nabi, sedangkan harta warisan Fir'aun. Ilmu yang akan menjaga seseorang sedangkan harta meminta manusia untuk menjaganya. Ilmu ketika disebarkan akan semakin berkah sedangkan harta dikeluarkan akan berkurang. Dan ketika seorang pemilik ilmu meninggal maka dirinya akan tetap dikenang, sedangkan pemilik harta jika meninggal maka hilang pula ingatan manusia akan dirinya.

Inilah kedudukan ilmu yang menjadi cahaya dalam kegelapan. Penunjuk mana yang haq dan batil. Penunjuk manusia untuk sampai pada keimanan yang sempurna. Dan menjadi jalan peroleh ketinggian derajat. Serta kemudahan jalan menuju surgaNya.

"Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu, maka Allah Swt akan memudahkan baginya jalan ke surga" (HR. Muslim)

"... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat..." (QS. Al Mujadillah: 11)

Dengan demikian menuntut ilmu adalah kebutuhan bagi setiap orang. Dan Allah Swt memberikan status menuntut ilmu sebagai kewajiban. Maka niatan seorang penuntut ilmu adalah untuk melaksanakan perintah Allah Swt. Yang dengan pelaksanaan perintah ini berharap ridho Allah Swt. Sehingga ilmu yang diperoleh barakah dan bermanfaat untuk kemaslahatan umat dan kemuliaan Islam.

Ada banyak ilmu yang bisa dipelajari. Ilmu terapan (ilmu umum) seperti ilmu kimia, fisika, ilmu bercocok tanam, ilmu pelayaran, teknik bangunan dan sejenis itu adalah ilmu yang bisa dipelajari oleh siapapun juga. Ilmu ini bersifat umum untuk memenuhi hajat hidup.manusia. Ada pula tsaqafah yang merupakan kumpulan pengetahuan non eksperimental yang bersumber pada aqidah tertentu dan berlaku untuk kaum tertentu. Misal tsaqafah Islam. Tsaqafah Islam meliputi aqidah Islam, fiqih Islam, sejarah peradaban Islam, syariah dan lainnya.

Baik tsaqafah maupun ilmu umum sama-sama wajib untuk dipelajari umat Islam. Beban kewajiban mempelajari tsaqafah Islam jatuh disetiap individu muslim. Adapun ilmu umum fardhunya adalah fardhu kifayah. Jadi sifat fardhunya bisa menyesuaikan akan kebutuhan umat akan hadirnya ilmuwan tersebut. Para ilmuwan keren bernama telah lahir dari sistem pendidikan Islam. Mereka mengharumkan Islam dimata dunia dengan karyanya. Seperti Ar Razi, Ibnu Sina, Al Khawarismi, Al Ghazali, Ibnu Batutah dan lain-lainnya. Para ulama juga menjamur jumlahnya. Diantaranya empat imam madzab, ulama hadist, para mutakallimin dan lainnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Islam mengehendaki umatnya menjadi umat yang bertakwa, berilmu pengetahuan, terampil dalam mengisi waktunya dengan amal sholih lagi bermanfaat. Menjadi sosok muslim muslimah yang aqliyah dan nafsiayahnya Islami. Dan bersinergi dengan muslim lainnya mewujudkan tatanan kehidupan berlandaskan Islam. Inilah yang menghantarkan umat ini menjadi khoiru umat. Wallahua'lam.

Dipun Waos Piantun Kathah