Sholat sebagai ibadah mahdhoh merupakan satu penciri utama akan ketaatan seseorang kepada al Khaliq. Ketika dentang waktu sholat tiba lantas semuanya bergegas meninggalkan aktivitasnya, alangkah senangnya Allah SWT melihat pemandangan yang demikian ini. Allah SWT bangga karena hamba hamba yang diciptakanNya telah menjadikan IA sebagai Dzat yang utama untuk didahulukan diatas semua pekerjaan yang ditekuni manusia. Dan Allah SWT akan balas rasa banggaNya itu berupa kenikmatan yang bertambah didalam hati dan kehidupan hambaNya. Sungguh alangkah indah hubungan ini.
Terlebih, bila pelaku dari sholat ini adalah kalangan remaja/pemuda yang masih besar jiwa untuk menggapai impiannya di dunia. Pemuda yang saat ini sedang di kerubuti oleh kenikmatan dunia yang begitu menggoda. Mulai dari godaan syahwat wanita, godaan untuk bernarkoba dan minuman keras, godaan hidup gelamor, godaan gemerlap malam untuk berdugem, godaan gadget, godaan film, godaan untuk bermain game dan kesenangan lainnya. Tentu Allah SWT akan memberikan apresiasi yang jauh lebih istimewa kepada pemuda yang mampu menaklukkan godaan godaan ini.
Mereka mampu melarikan dirinya menuju masjid, mushola, surau, langgar ketika panggilan sholat tiba, sungguh luar biasa. Rasa bangga itu tidak hanya Allah SWT yang merasakannya akan tetapi Orang tua juga akan bangga, bapak ibu gurunya akan senang diakhirat sana karena aliran amal jariyah mengalir bak air sungai dimusim hujan. Bahkan kepala negara yang tidak secara langsung mendidik mereka pun akan ikut merasakan percikan kebaikan ini.
Generasi Rabbani, generasi yang harus ditumbuhkan dan disuburkan di bumi ini. Generasi rabbani adalah generasi yang memiliki pemahaman yang utuh akan peran dan tanggungjawab dia di dunia. Ia akan mengharumkan agamanya, bangsanya dan keluarganya dengan ilmu, amal, dan prestasi.
Ia akan berusaha mengikuti perkembangan zaman tetapi tidak terperdaya oleh arus globalisasi. Globalisasi yang menyeret manusia pada satu tatanan sekuler, liberal, kapitalis yang dipimpin oleh negara-negara Barat. Mereka menyadari bahwa globalisasi ini adalah racun berbalut madu untuk membunuh karakter islam dan generasinya. Mereka melakukan filter dengan ayat ayat al Quran, untaian hadist Nabi Saw, dan petuah para alim ulama.
Pemuda pemuda ini bisa bermunculan dari sudut manapun. Bisa dari kalangan mahasiswa, santri pesantren, atau yang hanya berpendidikan sampai tiga level (SD, SMP, SMA), bahkan bisa jadi dari pemuda yang tidak tersentuh pendidikan formal sama sekali.
Kita ingat kisah para sahabat Nabi yang tidak pernah kuliah tapi mereka bersegera untuk mendatangi suara Bilal bin Rabbah yang mengumandangkan adzan. Jadi pemuda dimanapun ia berada saat ini, mereka bisa menjadi generasi Rabbani ini. Mereka yang menegakkan sholat ketika sudah tiba waktunya. Mereka berusaha sepenuhnya untuk melaksanakan titah Gustinya sebagai khalifatullah fil ardh. Mereka menjadi Penjaga alam dengan Islam, pembela Islam yang terpercaya. Sehingga rahmat bagi seluruh alam bisa dirasa oleh semuanya. Wallahualam bi ash showwab
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Dipun Waos Piantun Kathah
-
Kamu, Pasti punya orang tua Ada bapak, ada ibu Senang pastinya kamu, memiliki kedua orang tua Tenang hidup bersama mereka Semua kebutuhan ...
-
Terhitung dari hari ini, Indonesia dipimpin oleh presiden dan wakil presiden baru. Pak Prabowo dan Pak Gibran. Baarakallaahu fiikum. Sebaga...
-
Presiden Jokowi menandatangani PP No 28 Tahun 2024 tentang kesehatan. Pada pasal 103 ayat 1 disebut upaya kesehatan sistem reproduksi anak s...