Awal munculnya istilah radikalisme berkelindan dengan isu
terorisme. Sejak peristiwa nine one-one, runtuhnya gedung WTC di Pentagon AS
menjadi awal adigium yang dikampanyekan AS “war on terorism”. Gempar dunia
dengan perang melawan terorisme. Dan nyata teroris yang dituduhkan AS itu
adalah umat Islam. Para teroris dikategorikan dalam kelompok radikal. Sebagaima map dari
Rand Corporation sebagai lembaga think tank As yang membagi Islam dalam 4
kelompok, yakni Muslim fundamentalis –radikal-, tradisional, modernis dan
sekuleris.
Pengklasifikasian umat Islam itu terasa pengaruhnya kepada
muslim Indonesia. Mereka yang taat di cap fundamentalis, ekstrimis,
radikalis. Sampai-sampai ajaran Nabi SAW seperti bercelana cingkrang,
berjenggot, berjubah, berkerudung lebar ditakuti. Bahkan itu dimasukkan ciri Islam radikal. Bicara
syariah juga dianggap radikal. Hem. Padahal islam itu kan berisikan aqidah, syariah. nah kok anehnya kata syariah sekarang ditakuti. Bener-bener sukses upaya
barat bikin umat islam kegi dengan ajaran agamanya sendiri. Islamophobia.
Sedangkan mereka yang belajar isme-isme lain kayak
komunis eh ga dianggap radikal loh. Yang pamer aurat dengan baju seksinya,
pelaku LGBT, juga tidak masuk radikal. Jadinya yang benar dimata syara' dibenci. Giliran yang keliru dipelihara.
Ngomongin Think Tank
Ngomongin Think Tank
Eh, btw tulisan ini tidak bermaksud membahas jauh bab
radikalisme. Adapun yang menarik lainnya untuk dibahas adalah istilah think
tank. AS sebagai negara adidaya punya lembaga think tank yang kerjaannya luar
biasa. Bayangkan mereka sampai membuat klasifikasi umat Islam. fundamentalis,
tradisional,modernis dan sekuler. Nah, ini hasil kerjanya think tank AS. Itu artinya selama ini mereka memikirkan umat
Islam. Mereka sepertinya, serius tidak rela Islam bangkit dan
jaya lagi. Mereka tidak rela hidup bebas ala barat tidak berkembang di
negeri-negeri Islam.
Jadinya, mereka terus membuat isu yang menyudutkan,
menjauhkan umat Islam dari agamanya. Bukankah gara-gara isu teroris/radikal
membuat ciut nyali generasi Islam untuk menunjukkan identitas keislamannya? Nah
akhirnya, yang mewabah adalah generasi yang gaul bebas begitu. Yang seperti itu
tuh tidak masuk teroris. Biarpun pakai narkoba yang meneror keselamatan jiwa
dan masa depan generasi.
Nah pertanyaannya?, apakah umat Islam saat ini punya lembaga think tank sendiri? belum ada ya.
Era
kapitalis ini, think tank nya umat Islam adalah pribadi umat Islam itu sendiri.
Menjadi pemikir untuk melindungi pikiran/hati/perilaku dari liberalisme ala
barat. Mau nyamain rand corporationnya AS? Berat. Mereka didukung dana,
teknologi, umala’ dll.
Ibaratnya barat itu sudah diatas angin melihat kita. Nah kita yang ditiup angin mereka. Akhirnya morat marit, kacar kacir umat islam saat ini. dipecah belah pemahamannya. Dibuatkan monster ajaran agamanya sendiri. Bahaya kan?
Benar sabda Nabi SAW yang berpesan agar kita berpegang
pada kitabullah dan sunnah Nabi SAW. itulah yang akan membawa kepada
keselamatan. Bukan berpegang pada persepsi liberal kapitalis apalagi komunis.
Serem. Wallahua'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar