يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Minggu, 03 Januari 2021

AKAL

Assalaamu'alaikum pengunjung blog saranakebaikan.blogspot.com. 


Kita lanjutkan ngaji by literasinya ya. 

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah azza wa jalla. Hari ini materi ngaji by literasi sampai materi ke-5. Nah kita akan membahas tentang Thaqatul Hayawiyah (Potensi Kehidupan). 

Nah setiap kita pasti merasa haus saat berjalan jauh dibawah terik matahari. Selain haus lapar juga mendera. Saat lelah jadi mengantuk. Dan saat ditimpa bencana kita bersedih menangis. 

Kita juga menyukai sesuatu، pun juga membenci sesuatu. Apakah sesuatu itu berupa manusia ataupun barang. Kita juga merasa jengkel ketika di sakiti orang lain. Marah dan serasa ingin membalas. 

Nah kita juga berkali kali menyebut nama Tuhan. Kita juga memiliki banyak ide dan strategi dalam menjalankan aktivitas keseharian. Ini semua adalah perwujudan dari Thaqatul hayawiyah atau potensi kehidupan yang ditetapkan Allah azza wa jalla atas manusia. 

Semua manusia memiliki potensi kehidupan yang sama. Sejak manusia pertama nabi Adam. Kecuali pada individu tertentu yang Allah azza wa jalla ciptakan berbeda. 

Apabila diperinci Thaqatul hayawiyah atau potensi kehidupan dibedakan menjadi 3 yaitu: akal, hajatul udhowiyah (kebutuhan jasmani) dan naluri. 

Pertama, akal. Akal adalah potensi yang membedakan manusia dengan makhluk ciptakan Allah azza wa jalla lainnya. Manusia memiliki akal, malaikat tidak, hewan juga tidak. Akal adalah kemampuan manusia untuk berfikir. Potensi akal ini diberikan Allah azza wa jalla bukan tanpa maksud. Dengan akal manusia bisa memikirkan ayat-ayat Allah dialam semesta ini. Sehingga ia bisa menemukan siapa Al khaliq yang haq itu. Dengan akal manusia bisa menemukan agama apa yang haq- itu. Dengan akal manusia bisa berfikir mana yang baik mana yang buruk. Dengan akal manusia bisa menembus langit dan bumi dengan ilmu pengetahuan. Dengan akal manusia bisa mengimani akan adanya akhir kehidupan. Bahwa tidak ada manusia abadi, tidak ada makhluk hidup yang abadi. Yang kekal hanya Sang Pencipta -Allah azza wa jalla-.Nah, makanya Allah azza wa jalla akan meminta pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan manusia. 
 
Nan beda dengan binatang. Yang bebas hisab. Karena hewan tidak dikaruniai akal. Walau punya otak tapi hewan tidak bisa berfikir. Hewan hanya dikaruniai insting. Kambing menyusui anaknya bukan karena akalnya, tapi karena insting yang telah Allah azza wa jalla berikan. Induk ayam mencarikan makan anak-anaknya bukan karena akalnya, tapi insting yang Allah azza wa jalla tetapkan atasnya. 

 Tapi anehnya, didunia ini, manusia yang dianugerahi akal bisa sesat melebihi hewan. Tidak ada didunia hewan suka sesama jenis. Tidak ada juga ayam yang tega membunuh anaknya sendiri. Tapi kenapa di dunia manusia ada lesbi, homo, biseksual, transgender (LGBT)? Kenapa ibu/ayah tega membunuh anaknya sendiri? Btw juga pernah dengar hewan bunuh diri? Seperti nya belum pernah dengarkan? Nah kenapa manusia ada yang bunuh diri? 

 Ya Allah, sungguh benar firmanMu:
 وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ " Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai" (Qs. Al A'raf: 179). 

Jadi, Allah azza wa jalla menganugerahkan akal kepada manusia sebagai anugerah yang luar biasa. Dengan akal manusia bisa mulia, dengan akal manusia bisa sesat. 

Nah, btw supaya manusia ini bisa berfikir setidaknya ada empat hal. Pertama, ada fakta yang dipikirkan. Kedua, ada indera yang menyerap fakta. Ketiga ada matlumat tsabiqah/informasi awal. Keempat ada otak yang menyimpan berbagai macam informasi. Nah bila salah satu diantara 4 komponen ini tidak ada maka akal tidak menghasilkan pemikiran. Contohnya: kamu orang jawa berbangsa Indonesia dihadapkan pada buku berbahasa Jerman yang kamu belum pernah membelajarinya. Maka dijamin saat membaca nya kamu tidak mengerti sama sekali apa isi buku itu. Betul kan? Itu karena didalam otak kita tidak tersimpan matlumat tsabiqah tentang kosa kata bahasa Jerman. Sehingga mata hanya bisa melihat tulisan tapi tidak bisa mencerna maksud tulisan tersebut. 

Nah, oleh karena itulah, Allah azza wa jalla melarang kita mengikuti sesuatu tanpa kita ketahui ilmunya. Sebagaimana Allah berfirman: 
وَإِن جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا "Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, ..." (Qs. Luqman: 15) 

Disinilah pentingnya kita untuk menuntut ilmu. Oleh karena itu pula Allah azza wa jalla memfasilitasi hambaNya dengan mewajibkan menuntut ilmu. Supaya dengan ilmu manusia bisa berfikir dan menjadi hamba Allah azza wa jalla yang shalih shalihah selamat dunia akhirat. 

Sudah cukup ya untuk materi Akal ini. Dan untuk ngaji by literasi berikutnya kita bahas potensi kehidupan / Thaqatul hayawiyah selanjutnya. 

Nah, silahkan bila ada pertanyaan untuk disampaikan via comment. Semoga ngaji by literasi hari ini diberkahi Allah azza wa jalla dan diberikan selalu kelapangan untuk kita menuntut ilmu. Aamiin aamiin yaa mujiibassaailiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah