Manusia mengeluarkan dari tubuhnya keringat, upil, lendir telinga, air kencing, tahi, gas kentut, blobok mata, air mata, bolot. Adapun gunung yang tidak bergerak dimata manusia bisa mengeluarkan debu panas, lahar dingin, lahar panas, kerikil, batu, awan panas.
Allah SWT berfirman,
وَتَرَى الْجِبَا لَ تَحْسَبُهَا جَا مِدَةً وَّهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَا بِ ۗ صُنْعَ اللّٰهِ الَّذِيْۤ اَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ ۗ اِنَّهٗ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَفْعَلُوْنَ
"Dan engkau akan melihat gunung-gunung, yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan (seperti) awan berjalan. (Itulah) ciptaan Allah yang mencipta dengan sempurna segala sesuatu. Sungguh, Dia Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."(QS. An-Naml 27: Ayat 88)
Semeru, Mitigasi, dan Nyawa
Dari tayangan video yang beredar di TV terlihat huru hara yang menegangkan saat gunung semeru kentut -mohon maaf agak jorok-. Awan panas membumbung ke langit dan siap turun menyapa bumi dan penghuninya.
Manusia, hewan, tumbuhan tidak bisa menolak hadirnya lahar, awan panas, debu, kerikil dan batu. Manusia berhamburan lari menyelamatkan diri.
Sebagaimana diinformasikan media bahwa pada peristiwa erupsi gunung Semeru 4 Desember 2021 lalu tidak ada peringatan dini (www.porosnews.com, 5/12/2021)
Padahal taraf ilmu pengetahuan yang Allah SWT berikan kepada manusia sudah bisa menembus sebagian langit dan bumi. Peristiwa langit seperti cuaca bisa manusia prediksi. Pun peristiwa di bumi seperti akan adanya tsunami, erupsi gunung, sudah bisa manusia prediksi dari gejala yang dimunculkan.
Seandainya mitigasi bencana itu berjalan baik maka jumlah korban bisa diminimalisir. Hingga 11/12/2021 erupsi semeru menelan korban 46 jiwa dan hilang 9 jiwa (nasional.kompas.com, 11/12/2021).
Jika peristiwa sudah terjadi, maka manusia tinggal mengambil pelajarannya. Apa yang menjadi kesalahan agar ke depan sektor penyelamatan yang masih bisa diusahakan manusia bisa optimal. Dan manusia supaya tidak menambah kerusakan atas alam ini. Sehingga Allah SWT tidak menambah bencana yang ditimpakan kepada manusia yang disebabkan oleh ulah tangan manusia itu sendiri.
Allah SWT berfirman,
ظَهَرَ الْفَسَا دُ فِى الْبَرِّ وَا لْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّا سِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."(QS. Ar-Rum 30: Ayat 41)
Semeru dan Akhir Kehidupan
Dan tidakkah manusia berfikir, bagaimana saat nanti kiamat terjadi. Mitigasi tidak akan berfungsi. Karena kiamat tidak ada info kapan, tidak ada juga jeda waktu melarikan diri, tidak ada tempat sembunyi. Bom. Bom. Bom. Langit dan bumi, Allah SWT luluh lantakkan.
Semeru yang hari ini bisa merenggut nyawa manusia. Bisa merusak semua yang manusia bangun bertahun-tahun. Rumah dipendam, jembatan diputus, tumbuhan meranggas kepanasan, binatang pun tewas, hingga kampung lenyap ditutup abu erupsi semeru.
Sungguh terasa amat mudah bagi Allah SWT membuat repot manusia. Membuat manusia ketakutan. Membuat manusia menyadari siapa sebenarnya dirinya. Erupsi semeru dan nyawa yang melayang adalah pelajaran.
Dan saat akhir kehidupan (kiamat) datang, gunung yang hari ini bisa menghembuskan kentutnya, dan membuat manusia tewas dan berhamburan lari, akan seperti bulu berterbangan. Allah SWT berfirman,
وَتَكُوْنُ الْجِبَا لُ كَا لْعِهْنِ الْمَنْفُوْشِ
"dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan." (QS. Al-Qari'ah 101: Ayat 5)
Khatimah
Erupsi Semeru dan bencana lainnya adalah peringatan. Kalau orang normal diingatkan akan bersyukur. Bukankah sebaik-baik peringatan adalah peringatan yang mengingatkan kita kepada Allah SWT dan adanya kehidupan akhirat? Dan bencana mengingatkan kita akan hal itu. Maka diatas musibah mari tetap bersyukur kepada Allah SWT. Masih ada kesempatan yang Allah SWT berikan kepada yang masih hidup untuk menanam amal shalih dan bertaubat atas segala dosa dan kesalahan.
Allah SWT berfirman,
يُؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَآءُ ۚ وَمَنْ يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 269)
Wallahu a'lam bis showwab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar