يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Selasa, 04 April 2023

Bila Olahraga Dipertandingkan dan Dibisniskan

Indonesia gagal jadi tuan rumah Pildul U20 (Piala Dunia Usia 20). Bagi pengemar bola tentu ini berita yang tidak diinginkan. Terlebih bagi para pemain yang sudah lama merindukan bisa bertanding dikancah dunia. Walau masuk lewat pintu sebagai tuan rumah, tetaplah membanggakan bila bisa bermain dilevel dunia.

Ada beberapa berita yang beredar penyebab gagalnya Indonesia jadi tuan rumah bagi olah raga  menendang bola ini. Adapun yang paling nyaring terkait penolakan  keikutsertaan tim Israel oleh beberapa pihak.

Sebagaimana diketahui, Israel adalah penjajah yang telah menduduki wilayah Palestina dari 1948 hingga sekarang. Nyawa kaum muslimin telah banyak melayang oleh peluru tentara Israel. Penjajah Israel dibiarkan oleh negara-negara di dunia dan bisa bebas menjalankan peran kenegaraannya. Pertanyaannya, kenapa Israel dilindungi dan dibiarkan menjajah Palestina hingga saat ini?

Tapi, tulisan ini tidak untuk membahas pertanyaan tersebut. Sikap politik menolak kehadiran tim Israel di PilDul U20 harus ditularkan pada kebijakan-kebijakan lainnya yang terkait Israel. Sikap ini adalah petunjuk tegas bahwa umat Islam tidak mengakui Israel sebagai negara. Dan negeri ini harus bersikap demikian.

Allah subhaanahu wa ta'ala telah mengingatkan

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَا نَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَا لًا ۗ وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْ ۚ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَآءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْ ۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ ۗ قَدْ بَيَّنَّا لَـكُمُ الْاٰ يٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 118)

Selanjutnya, bagi seorang muslim, berposisi apapun, sikap tegas yang diberikan kepada Israel jangan diinisiasi karena dorongan kemanusiaan semata. Tapi motif fillah (karena Allah subhaanahu wa ta'ala) itulah yang harus mendasarinya. Motif inilah yang bernilai dimata Allah subhaanahu wa ta'ala. Dan motif inilah yang bisa menggentarkan jiwa-jiwa orang Israel. Allah subhaanahu wa ta'ala akan menautkan semua perbuatan hambanya sebagai bentuk pembelaan terhadap saudaranya seiman. 

Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam bersabda; "Orang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan satu bangunan, satu bagian dengan yang lainnya saling mengokohkan. Sambil memperagakan dengan menyusupkan jari-jemarinya" (HR. Bukhari Muslim).

Olahraga Tidak Dipertandingkan?

Olahraga adalah salah aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Pergerakan yang dilakukan manusia ketika melaksanakan pekerjaannya telah melelahkan fisik dan pikirannya. Dengan olahraga, meski gerak badan tapi aktivitas ini malah melemaskan anggota badan yang terasa kaku, lelah, hingga menyegarkan pikiran.

Islam memerintahkan umatnya untuk hidup sehat. Dari pola makan yang harus memenuhi kriteria halal dan thayyib,  hingga berolahraga yang mubah dikerjakan. 

Diantara olahraga yang dicontohkan Nabi shallallaahu'alaihi wa sallam adalah memanah, berkuda, berenang. Adapun sekarang sudah sangat beragam jenis olahraga. 

Meski mubah, sebagaimana diketahui olahraga memberikan manfaat bagi kesehatan manusia. 

Ketika olahraga dipertandingkan tidak merubah statusnya sebagai hal mubah. Tapi, ketika olahraga menjadi ladang industri, ini yang bisa menggeser tujuan olahraga. Olahraga yang itu untuk menyehatkan badan bisa berubah menjadi sarana meraup pundi-pundi uang. Orang terjun di dunia olahraga bukan tujuan utamanya untuk sehat tapi meraih gelar meraih uang. 

Olahraga menjadi ajang bisnis. Akhirnya setiap pertandingan baik yang diselenggarakan negara ataupun swasta bukan untuk menghibur rakyat yang menyaksikan pertandingan tersebut, tapi untuk merogoh kocek penonton. Akhirnya olahraga pun diperjualbelikan.

Karena olahraga sebagai bisnis, akhirnya tidak lagi melihat sisi kesyar'ian olahraga tersebut. Semua olahraga jadi boleh. Walau itu mempertarungkan dua manusia hingga bundas badannya, semisal tinju. 

Semisal olahraga renang dilaksanakan ditempat terbuka, dengan ditonton laki-laki dan perempuan, campur aduk jadi satu. Perenang perempuan pun dibebaskan meski hanya pakai cawet dan penutup buah dada. Sungguh ini hal haram yang dihalalkan disistem sekuler-kapitalisme saat ini. Atas nama pertandingan dan kebebasan, itu menjadi legal. Dan bila ditelusuri tidak sedikit ragam olahraga yang itu bisa  mendatangkan dosa baik bagi pemainnya, penontonnya dan tentunya ke penyelenggara event itu sendiri.

Efek lain yang bersifat negatif bagi seorang muslim adalah terlenanya ia dengan pertunjukan olahraga tersebut. Akhirnya salat terlewat karena sepak bola, bahkan marak praktek judi dalam dukung mendukung antar tim. Dan kondisi ini, bagi penyelenggara pertandingan baik oleh negara atau swasta dikembalikan ke individunya. Artinya tidak ada edukasi dari negara atau swasta bahwa hal itu haram tidak boleh dikerjakan. Akhirnya, praktek sekulerisme tidak dapat dihindarkan.

Olahraga jika difokuskan pada pertandingan antar tim, antar kelompok, antar negara, betul akan menumbuhkan cinta pada timnya, kelompoknya hingga negaranya. Inilah bibit gelora gharizah baqa' (naluri membela diri) ciptakan event olahraga yang nihil panduan syariah. Maka tidak aneh jika terjadi tawuran antar suporter hingga menghilangkan nyawa para suporter. 

Parahnya, bila aksi dukung mendukung ini melenyapkan ikatan persaudaraan seaqidah seiman. Saling caci, saling cela, saling menjatuhkan padahal yang dicaci, yang dicela, yang dijatuhkan adalah saudaranya seiman, sama-sama beriman kepada Allah subhaanahu wa ta'ala.

Yang parah lagi, menghilangkan kesatuan umat Islam. Tanpa disadari, semakin banyak event olahraga antar bangsa, maka makin menghapus kesadaran umat Islam bahwa mereka harusnya berada dalam satu payung, satu khalifah, satu kesatuan dalam sistem pemerintahan kekhilafahan Islam yang mengikuti manhaj kenabian. 

Dengan demikian, betul bila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah mencontohkan praktek pertandingan olahraga ini. Dan umat beliau saat ini, bisakah mencontoh Beliau dalam perkara olahraga ini?

Olahraga Yang Menyehatkan Semua

Olahraga meski hak pribadi untuk melakukannya, tapi ada pepatah mengatakan bangsa yang kuat adalah bangsa yang rakyatnya sehat.

Maka, gerakan berolah raga harus digiatkan oleh pemerintah. Setiap individu digalakkan untuk olahraga. 

Sehingga semangat berolahraga itu adalah dari kesadaran untuk hidup sehat. Kewajiban atas diri untuk menjaga badan agar sehat. Sehingga yang rajin berolahraga bukan semata mereka yang bermain untuk bertanding. Tapi semua rakyat memiliki kesadaran untuk olahraga untuk hidup sehat. 

Dengan badan sehat, ketaatan kepada Allah subhaanahu wa ta'ala bisa dilaksanakan, baik ibadah mahdhoh maupun ghoiru mahdhoh.

Dengan badan sehat, hablum minannas, hubungan sesama manusia, baik dengan tugas di keluarga, di masyarakat, di tempat kerja, bisa dilaksanakan. 

Inilah kesadaran berolahraga yang harus digalakkan. Dan olahraga yang dibangun dari kesadaran menjaga kesehatan atas nikmat badan yang telah dianugerahkan Allah subhaanahu wa ta'ala inilah yang akan memberikan manfaat dan keberkahan. Tidak melalaikan dari pelaksanaan kewajiban lainnya dan juga tidak melanggar larangan syariah.

Khatimah

Hidup sehat dengan menjaga dan merawat nikmat badan yang dikarunikan Allah subhaanahu wa ta'ala. Olahraga fillah, olahraga karena Allah subhaanahu wa ta'ala. Semoga Allah subhaanahu wa ta'ala catat sebagai wujud syukur seorang hamba kepada Rabbnya. Aamiin. Wallahu'alam bis shawwab.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah