Bila kita merasa dan menyadari dalam diri kita memang demikian, maka itu feeling yang baik. Itu perasaan yang dihadirkan Allah subhaanahu wa ta'ala agar kita segera ambil tindakan untuk bergerak keluar dari kondisi itu. Jadi itu perasaan harus disambut dengan keinginan memperbaiki.
Dan ternyata untuk memperbaiki amal-amal, biar lebih meningkat, lebih baik, lebih taat dan dihapus dosa-dosa atas kekurangan ataupun kesalahan dari masa lalu, telah Allah subhaanahu informasikan resepnya. Hal itu Allah subhaanahu wa ta'ala terangkan dalam firmanNya berikut ini:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلًا سَدِيدًا
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar,"
يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡ ۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا
"Niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 70-71)
Ayat 70 dari QS. Al Ahzab menyeru orang-orang beriman untuk melakukan 2 hal, yaitu bertakwa dan berkata dengan perkataan yang benar.
Bertakwa kepada Allah subhaanahu wa ta'ala disini tentunya takwa dengan sebenar-benar takwa kepadaNya. Dalam tafsir Ibnu Katsir takwa yang demikian bermakna taat kepada Allah subhaanahu wa ta'ala, tidak berbuat maksiat, selalu mengingatNya dan tidak melupakanNya, selalu bersyukur kepadaNya dan tidak ingkar terhadap nikmatNya.
Adapun perkataan yang benar adalah perkataan yang tidak mengandung dosa, permusuhan dan durhaka kepada Allah subhaanahu wa ta'ala dan RasulNya.
Jika 2 resep ini dilakukan oleh orang beriman, maka Allah subhaanahu wa ta'ala menjanjikan kepada hambaNya tersebut sebagaimana tercantum pada ayat 71 QS. Al Ahzab. Pertama, Allah subhaanahu wa ta'ala akan memperbaiki amal-amal mereka. Kedua, Allah subhaanahu wa ta'ala akan mengampuni dosa-dosa mereka.
Jadi, bila kita bertakwa dan berkata dengan perkataan yang benar, Allah subhaanahu wa ta'ala langsung yang akan menuntun kita pada perbaikan amal. Baik itu amal lisan, hati, pikiran dan badan. Dari yang masih ada kelirunya akan dituntun pada yang benar. Dari yang masih minimalis akan dituntun pada peningkatan. Dan Allah subhaanahu wa ta'ala akan mengampuni dosa-dosa atas kesalahan dan lupa dimasa-masa sebelumnya.
Dengan demikian, sambut dengan sambutan positif jika Allah subhaanahu wa ta'ala memberi petunjuk ke dalam hati kita dengan hadirnya perasaan akan kekurangan-kekurangan dalam diri kita.
Dan jangan sebaliknya, diambil sisi negatifnya, terus menjadi pembenar untuk tidak naik level ke yang lebih baik. Yang akhirnya mencukupkan dengan amal yang kurang itu dan tidak mau ambil yang membutuhkan pengorbanan lebih lagi.
Khatimah
Allah subhaanahu wa ta'ala menutup ayat 71 QS al Ahzab dengan firmanNya "...barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung."
Dan semoga kita termasuk hamba yang bisa menaati Allah dan RasulNya, disepanjang usia kita di bumi ini. Aamiin aamiin yaa mujiibassaailiin.
Wallahua'lam bis shawaab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar