يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Tampilkan postingan dengan label Proses. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Proses. Tampilkan semua postingan

Rabu, 26 Agustus 2020

PROSES ITU KATA KERJA (Bag 2)

Tulisan ini kelanjutan dari http://saranakebaikan.blogspot.com/2020/08/proses-itu-kata-kerja.html?m=1. Bagi yang belum membaca silahkan diklik  terlebih dahulu link tersebut, sehingga memiliki pemahaman yang utuh dari tulisan -Proses Itu Kata Kerja-


Proses adalah kata kerja yang menunjukkan adanya usaha. Pada kaitannya dengan runtunan perubahan perbuatan maka prosesnya seumur hidup. Tiap tahapan perkembangan manusia, maka ia melakukan proses akan tindakan yang ia lakukan. Masing-masing dari masa itu bila di cerna ditemukan bahwa proses perkembangan beriringan dengan proses perubahan perbuatan manusia.

Ketika ia baru lahir awal tindakan bayi adalah menangis. Menggerakkan organ tubuh yang ia bisa. Tangisan bayi menjadi ucapan baginya saat haus, lapar, risih dengan pipisnya atau bab nya dan ketidaknyamanan lainnya. Tangisan adalah bahasa ia. Dan naluri ibu bisa mencerna apa yang dimau sang buah hati.

Runtunan perubahan tindakan akan nampak saat ia terus tumbuh dan berkembang. Bertambah usia berkurang bahasa tangis seorang anak. Berganti menjadi perkataan. Saat usia balita berlalu akan semakin banyak kosakata pertanda keinginan, perbuatan yang anak maksudkan. Dari tidak bisa apa-apa menjadi bisa ini dan itu.

Hingga tiba masa remaja. Masa jangkauan interaksi sosial semakin melebar. Pengalaman mulai menjadi guru baginya. Sifat dan perilaku runut berubah seiring pemahamannya akan agama, norma dan pembelajaran dalam keluarga. Kedewasaan dalam bertindak dan berucap mulai tertata.

Berjalan waktu, sandungan dalam berperilaku akan tetap ada. Kesalahan dalam ambil keputusan dan tindakan. Inilah proses. Kata kerja yang to be continue sepanjang hidup manusia. Saat manusia mencapai masa berkeluarga maka runtunan perubahan berperilaku seseorang akan berkelanjutan. Karena hidup berkeluarga memberi pengalaman baru. Memberi pengaruh beda dengan masa single. Dari tanggungjawab yang ada dipundak, hingga  amanah lainnya. Kondisi ini yang mengantarkan ketahap yang lebih matang lagi dalam mencerna kehidupan.

Lanjut masa tua, proses terus berlanjut. Bagaimana ia harus mampu mencapai puncak kebijaksanaan. Dengan segala rona kehidupan -asam garam- hidup, pahit getir kehidupan, perasaan semakin dekat dengan akhir kehidupan, membentuk perilaku yang tidak lagi mengejar keduniawian. Lebih banyak beribadah. Spiritual attitude pada mereka yang tersadar akan sampai pada puncak ketaatan.

Inilah proses. Hanya ajal yang bisa menghentikan proses yang manusia lakukan. Mungkin proses itu tidak dirasa oleh manusia. Tapi hakikatnya manusia terus menjalani proses dalam hidupnya. Setiap detik waktu pasti memberikan pengalaman. Dan bagi yang selalu berfikir, kian hari akan menemukan makna dari ayat-ayat qauliyah maupun kauniyah yang Allah SWT hamparkan. Inilah akhir proses yang Allah SWT kehendaki dari hamba-hambaNya. Hingga ia layak mendapatkan panggilan Allah SWT sebagaimana dalam firmanNya:َ
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ 
ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً 
فَادْخُلِي فِي عِبَادِي 
 وَادْخُلِي جَنَّتِي
Wallahua'lam bis showwab

Sabtu, 22 Agustus 2020

PROSES ITU KATA KERJA

Proses, kata kerja untuk menjelaskan alur perubahan pemikiran dan perbuatan. Bila dalam KBBI dimaknai dengan runtunan perubahan peristiwa dalam perkembangan sesuatu. Dengan definisi demikian maka kata proses memiliki kedalaman makna di kehidupan manusia. Sering kita mengatakan, "sedang berproses". Kata "sedang" menunjukkan bahwa perbuatan itu berlangsung saat ini. Kapan kata "sedang" akan di hapus itu tergantung pada standar keberhasilan dimata individu tersebut. Indikator apa yang ia tetapkan dari yang ia katakan sedang berproses.

Proses, bila dikaitkan dengan runtunan perubahan pemikiran pada diri seseorang, maka ia setidaknya terbagi dalam dua hal. Apabila hal ini didasarkan pada QS. Al Baqarah: 257. Pertama, runtunan perubahan pemikiran kepada yang hak -dari kegelapan menuju cahaya-. Kedua, runtunan perubahan pemikiran kepada yang batil -dari cahaya menuju kegelapan-. Adapun dari sisi proses, bila dikaitkan dengan runtunan perubahan perbuatan pada diri seseorang, maka ia tidak ada kata berhenti berproses.

Pemikiran bukanlah angka. Ia tidak konstan. Pemikiran berkembang. Seiring ilmu, pengetahuan, pengalaman, pergaulan, maka  pemikiran bisa berubah. Betul pemikiran yang akan memandu perbuatan seseorang. Tapi bila pemikiran dikaitkan dengan intelektualitas maka akan ada sisi pemikiran itu berhenti sampai pada tataran pemikiran. Realisasi dalam kehidupan belum tentu sama atau tidak tepat direalisasikan. Ambil contoh pemikiran dalam bentuk ilmu abstrak seperti matematika ataupun teori sosial, dan pelajaran eksak lainnya. Tidak sedikit dari kita mengatakan, ilmu yang didapat disekolah hanya dipelajari tanpa ada realisasi. Itu artinya, ilmu pengetahuan itu berhenti ditataran pemikiran. Tentu, kondisi ini tidak akan sama disetiap individu. Akan berbeda-beda aspeknya disetiap individu.

Pemikiran sebagai hasil berfikir manusia bukan berarti itu mutlak kegeniusan manusia. Peran Al khaliq sebagai dzat yang menganugerahi akal pada manusia tidak bisa di pisahkan. Allah berfirman,
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ ۗ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran)..." (QS. Al Baqarah: 257)

Dipun Waos Piantun Kathah