Sampai pekan ini demonstrasi menolak kenaikan BBM terus mengalir di berbagai wilayah. Mereka yang protes mewakili rakyat kecil. Bahkan sebenarnya semuanya terwakili, baik yang kaya, setengah kaya, seolah kaya, setengah miskin, miskin beneran, semuanya maunya tidak ada kenaikan BBM. Betul?
Naiknya BBM bukan masalah bagi siapa?
Pertanyaan ini mudah dijawab. Semua sepakat bahwa naiknnya BBM bukan masalah bagi yang berduit.
Mereka yang berincome berjuta-juta tidak masalah dengan kenaikan apapun. Coba kita lihat wajah-wajah para pejabat, para petinggi, dilihat di TV tidak ada yang muram dengan kenaikan BBM.
Bahkan ditengah protes rakyat dengan kenaikan BBM, ada yang ribut dengan partainya, ada yang sibuk mencari pasangan capres dan cawapres. Bagi kelompok ini mungkin yang masalah itu jika biaya pemilu tidak ada.
BBM naik juga tidak masalah bagi konglomerat. Orang dengan gaji setahun 7 milyar itu jika dihitung bulanan, perbulan berarti gajinya sekitar 583 juta. Nah, dengan gaji segitu murah sekali itu harga pertamax yang sekarang harganya 14.500/liter. Apalagi pertalite subsidi yang hanya 10.000/liter. Murah banget bagi mereka.
Adakah orang Indonesia yang bergaji setahun milyaran? Dikutip dari cnbcindonesia.com bahwa gaji komisaris PT Freeport diperkirakan Rp. 6,5 milyar setahun. Dan para direksinya 5,8 milyar.( https://www.cnbcindonesia.com/market/20220429070113-17-335958/mengintip-gaji-fantastis-bos-freeport-miliaran-per-bulan/amp)
MasyaAllah, membuat kita geleng-geleng. Tidak perlu dibandingkan dengan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat disekitar PT Freeport khususnya dan Papua umumnya. Bikin tidak berhenti mengelus dada.
Inilah potret sebagian kecil akibat buruk dari penerapan sistem kapitalisme. Kesejahteraan tidak merata, bahkan melihat masalahpun sudut pandang tiap orang berbeda.
Kekeliruan Pengelolaan BBM
Pengelolaan BBM yang menjadikan semua rakyat puas, tidak mungkin bisa ditemukan di sistem kapitalisme.
Pengelolaan migas dalam sistem kapitalisme itu tidak dibatasi hanya boleh dikelola oleh negara. Sistem ini membolehkan liberalisasi dibidang migas. Akibatnya, pengelolaan migas ada yang dikelola negara juga swasta. Dan akibatnya, pendapatan negara tidak 100% dari migas. Karena sebagiannya diambil swasta.
Dan yang bahaya jika negara meniru swasta yakni bermotif profit oriented. Artinya negara mencari untung dari rakyatnya sendiri. Kira-kira kenaikan harga BBM sekarang ini menguntungkan siapa? Silahkan anda menjawabnya.
Pengelolaan BBM dalam Islam
Konsep Islam dalam pengelolaan migas sangat berbeda dengan kapitalisme.
Dijelaskan dalam kitab Nidhomul iqtishodi (Sistem ekonomi Islam) karya Syekh Taqiyuddin an Nabhani bahwa barang tambang - sumber daya alam- diklasifikasikan menjadi 2. Pertama, barang tambang yang terbatas jumlahnya. Kedua barang tambang yang tidak terbatas jumlahnya. Untuk barang tambang yang terbatas jumlahnya / sedikit maka ia boleh dimiliki individu/dikelola swasta. Atas tambang ini dikenakan hukum rikaz, yaitu diambil zakatnya sebesar 1/5 harta.
Adapun tambang yang jumlahnya tidak terbatas yang tidak mungkin dihabiskan maka termasuk kepemilikan umum. Artinya invidu/swasta tidak boleh memiliki dan mengelolanya.
BBM adalah terkategori migas yang itu tidak terbatas jumlahnya. Maka Islam hanya membolehkan negara yang mengelolanya. Hasil pengelolaannya ini pertama untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri dan jika berlebih bisa di ekspor. Penentuan harga BBM tidak terpengaruh harga pasar dunia.
Negara dalam Islam memiliki kemandirian ekonomi, dan atas rakyat tidak berlaku produsen dan konsumen. Sehingga kalaupun negara menjual kepada rakyat dengan harga terjangkau dan hasil penjualannya dikembalikan kepada rakyat berupa pelayanan kesehatan, pendidikan, keamanan atau lainnya. Dengan demikian kebutuhan pokok dibidang tersebut dijamin negara bahkan bisa gratis atau murah sekali.
Adapun dalil bahwa barang tambang tak terbatas itu haram dimiliki individu/swasta adalah sabda Nabi SAW berikut;
"Kaum muslim bersekutu (memiliki hak yang sama) dalam tiga hal : air, padang dan api" (HR. Abu Daud).
Air, padang, dan api adalah hal yang jumlahnya tidak terbatas. Air dari bumi sama dengan migas digali dari perut bumi. Maka hukum pengelolaan BBM yang berbahan baku sumberdaya alam migas ini menjadi tidak boleh dimiliki/dikelola swasta.
Dalil berikutnya adalah dari Abyadh bin Hamal " Sesungguhnya ia pernah meminta kepada Rasulullah SAW untuk mengelola tambang garam. Lalu Beliau memberikannya. Setelah ia pergi, ada seseorang dari majelis tersebut bertanya, "Wahai Rasulullah, tahukah engkau, apa yang engkau berikan kepadanya? Sesungguhnya engkau telah memberikan sesuatu yang bagaikan air mengalir". Rasulullah SAW kemudian bersabda; "Kalau begitu, cabut kembali tambang tersebut darinya" (HR. at Tirmidzi)
Hadist kedua ini mempertegas bahwa sumber daya alam/tambang yang jumlahnya melimpah/tidak terbatas/mengalir terus adalah milik umum dan hanya negara yang berhak mengelolanya.
Inilah keagungan ajaran Islam. Sungguh jika ketentuan ini diterapkan maka akan sejahtera seluruh rakyat. Biidznillah.
Khatimah
Apa yang bisa dilakukan rakyat ketika BBM naik?, Tidak lain adalah menerimanya. Kemudian bersuara bahwa kebijakan itu keliru dan dijelaskan akar kekeliruannya, dan kebijakan itu harus diganti. Mulai dari pergantian sistem pengelolaan migas, mekanisme distribusinya, penetapan harganya dan pemanfaatan penghasilan dari BBM.
Jadi, menerima bukan berarti membenarkan kebijakan itu, karena menolakpun kenaikan harga BBM sudah diketok palu. Jadi muhasabah kepada penguasa itulah kewajiban bagi seluruh rakyat. Wa bil khusus umat Islam, waktunya bersuara untuk penerapan Islam secara kaffah sebagai solusi dan meninggalkan sistem kapitalisme dalam kehidupan pribadi hingga bernegara.
Wallahua'lam bis showab.